Dulu sebelum aku tinggal di Jogja, aku adalah anak tunggal :p hidup bertiga sama Ibu dan Bapak, sampai akhirnya Ibuku nggak tahan sama Bapakku dan akhirnya aku dihibahkan ke Jogja wkwkwk.
Pertama dateng ke Jogja pasti asinglah ya, dengan ketenangan yang Jogja punya, ketenganan sekaligus kericuhan, karna sebagai anak baru, aku banyak musuh. Sebagai “anak manja, hidup enak di Jakarta” pasti banyak yang nggak suka dan banyak yang merasa I'm a spoiled brats, which half true, but it’s only true for my mom, for anyone else I'm just that fragile kid, who you can bully without hesitation. You know, someone with that weak energy.
Bukan cuma dilingkungan kampung aku dirundung, tapi juga sama Mbak Lona, yang mana adalah kakak kandungku sendiri, yang aku tau banget alas an kenapa dia merundungku, yak arna iri dengan perhatian yang aku dapat. Karna Ibuku tidak begitu tau cara merawat anak (don’t ask how or why)
jadilah kita berdua setiap hari berantem.
Dulu ya, nggak ada hari tanpa kita berantem. Aku tu bisa nggak jadi ke sekolah kalo paginya kita berantem, soalnya pasti terjadi kekerasan dan aku pasti kalah, dan ada anggota tubuhku yang cidera (huhu).
Tapi semakin gede semakin solid, semakin tau kalau kita nggak punya siapa-siapa. Jadi kita semaking depends on each other gitu.
Mbak Lona sekarang sudah hidup happily married, dengan satu anak perempuan yang cantik dan pinter banget. Kalau diinget-inget kayanya baru kemaren kita ngomogin hidup mau dibawa kemana, rebutan motor buat ke sekolah, hihi. Whatever it is I would fully support my sister, if its needed.
No comments:
Post a Comment