Pages

Sunday 14 February 2016

We Need Feminism.

Kemarin sempet beradu argument dengan salah satu teman lelaki; tentang penting tidaknya menutup aurat wanita, dan dia ngotot keukeh kalau pemerkosaan terjadi karna siwanitanya aja yang pakaiannya mengundang napsu.

Lalu aku bantah dengan “gimana dengan wanita-wanita timur tengah? Yang cuma matanya aja yang terlihat? Gimana dengan pemerkosaan dengan anak-anak?”. Dan sangat disayangkan jawabannya bikin aku mundur teratur, he said “Ya itu karna abis liat cewek seksi, terus gabisa menyalurkan, akhirnya sembarangan aja nubruk orang” TJE FUK? Dan intinya dia masih menyalahkan rok mini dan belahan dada. Ckck.

Masalah ini tuh kaya ada seorang pencuri sapi, dan waktu mau disalahin dia bilang “abis sapinya keliatan sih, abis sapinya bersuara sih, kan jadi ketauan kalo punya sapi” terus pemilik sapinya dipenjarakan karna sapinya makan rumput dipadang dan dilihat banyak orang dan membuat sipencuri sapi pengen nyolong (?) Atau kaya seseorang nyolong barang ditoko, waktu disalahin berkelit “abis dagangannya diliat-liatin sih” (?) masuk akal? Enggak!

Masalahnya yang sering dilecehkan justru wanita-wanita yang sama sekali nggak berniat memperlihatkan aurat. Terlepas wanita yang berbaju minim ataupun tidak, sama sekali nggak pantas dilecehkan. Kaya temen aku, dari SMP dia sudah menggunakan hijab, bukan hijab gaul tapi beneran hijab. Hijab syari’i (tulisannya benerkan?). Waktu masih SMP nih dia, nunggu jemputan orang tuanya, diteriakin “dek dedek uztadzah bareng mas aja pulangnya” dan nggak berhenti disitu, mereka berhenti dan memegang payudara temenku. Well, salahnya dimana? Aurat tertutup, bentuk badan masih bocah, masih SMP ini, muka kucel abis pulang sekolah. Pokonya nggak ada menarik-menariknya. Terus waktu dilaporin kesatpam sekolah, satpamnya bilang apa? “Abis si eneng nunggunya disitu, ya wajar kalau digodain.” TJE FUK. Harusnya pelaku diberi sangsi eh ini malah dimaklumkan. Aneh. Sangat aneh.

Coba kalau para lelaki diberi edukasi bahwa terlepas dia itu payudaranya besar, atau kulitnya putih, atau pahanya mulus, atau rambutnya panjang, atau wanita memakai baju lengan pendek, panjang atau buntung. Wanita berhak tinggi atau bersepatu sneakers, wanita diurai, digerai atau berhijab semua itu harus kaum adam hormati. Wanita bukan object seks semata. Kita berada dilevel yang sama. We feel the need of sex too, tapi bukan berarti kalian bisa seenaknya. Munculkanlah rasa respect.

Jangan salahkan pahanya, jangan salahkan payudaranya. Salahkan dedek kamu yang kurang pelatihan!

“Abis dia gak pakek hijab sih, jadi yang maklum kalo diapa-apain orang.”

“Abis pala lo gak pake helm sih, jadi maklum kalo dipukul orang. Abis lo gak pake rompi anti peluru sih, jadi maklum kalo kena tembak.”

“Abis mbaknya susunya gede, jadi ya pantes.”

“Abis muka lo nyebelin jadi kalo gue getok ya maklum”

There is no excuse for you to rape. Rape is rape.


Udah ah, pokoknya gitu, aku mau lanjut twitteran kerja.